BATAM — Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium
bisa turun hingga Rp6.000 per liter seiring dengan tren penurunan harga
minyak dunia. Deputi Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral Montty
Girianna melihat harga minyak dunia mengalami penurunan.
Karena itu, dia memprediksi harga BBM untuk April 2016 juga mengalami
penurunan. “Pasti turun, bisa sampai Rp6.000 per liter,” katanya di
Batam, Senin Malam (15/3/2016).
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin
Nasution mengaku belum mengetahui hasil revisi harga BBM yang akan
diberlakukan per April 2016. Kendati harga minyak dunia sempat menanjak
ke level US$40 per barel untuk jenis WTI, penetapan harga BBM
menggunakan acuan harga minyak tiga bulan ke belakang di mana harga
sempat menyentuh level di bawah US$30 per barel.
Pemerintah merevisi harga BBM tiap tiga bulan sekali. Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan menurunkan harga BBM
per 5 Januari 2016. Harga Premium turun menjadi Rp7.150 per liter dari
harga semula Rp 7.300 per liter. Sedangkan harga solar turun menjadi
Rp5.950 per liter dari harga sebelumnya Rp 6.700 per liter.
Berdasarkan catatan Bisnis/JIBI, Menteri ESDM Sudirman Said
menjelaskan perubahan harga ini mempertimbangkan harga minyak dunia dan
nilai tukar rupiah. Acuan revisi harga BBM dilihat dari tiga komponen
utama seperti harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah. Harga minyak
dunia merupakan komponen terbesar.
Seperti diketahui, pemerintah telah mencabut subsidi BBM jenis
Premium untuk wilayah Jawa Madura dan Bali (Jamali) mulai 1 Januari
2014. Sementara untuk wilayah luar Jamali, pemerintah mencabut subsidi
namun ketetapan harga diatur dengan komponen harga jual meliputi harga
dasar, PPN, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) sebesar 5%, dan
tambahan biaya distribusi dan penyimpanan sebesar 2% dari harga dasar.
BBM jenis solar pemerintah menerapkan subsidi tetap Rp1.000 per
liter. Khusus minyak tanah, pemerintah tetap menyubsidi sebesar Rp2.500
per liter sesuai dengan ketetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) 2015.(solopos/Red)
Posting Komentar