Surabaya -
Tri Rismaharini memastikan hanya menerima penghasilan Rp 6 juta per
bulan. Selama menjadi Walikota Surabaya, dirinya tidak pernah memperoleh
insentif dari pendapatan asli daerah (PAD).
Walikota yang diusung PDI Perjuangan ini menilai, data yang dilansir Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) adalah keliru.
"Dia itu bacanya keliru. Dia menghitungnya dari mana," ujar Tri Rismaharini kepada wartawan di gedung negara Grahadi, Rabu (19/12/2012).
Data yang dirilis Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) dalam jumpa pers 'Catatan Akhir Tahun Anggaran 2012'. Fitra mengumumkan susunan ranking pendapatan kepala daerah seluruh Indonesia.
Walikota Surabaya disebut menempati urutan pertama Kepala Daerah Kotamadya yang pendapatannya pertahun dan perbulan paling tinggi. Penghasilan walikota perbulan mencapai Rp 94.122.808, atau pertahun Rp 2.329.473.690.
"Clear yang saya terima di tangan saya ya Rp 6 juta. Itu yang rutin. Kalau operasional semua sudah ditanggung, seperti pakaian dinas, kesehatan," tuturnya walikota yang berpasangan dengan wakil walikota Bambang DH ini.
Ketika ditanya insentif dari pendapatan asli daerah, Risma mengaku selama menjabat walikota tidak pernah menerimanya. Karena PAD Kota Surabaya tidak pernah tercapai 100 persen.
"Memang insentif walikota itu ada nilainya tapi nggak banyak. Kalau nggak salah dapat 6 kali gaji, kalau hitungannya (PAD) tercapai. Saya belum (menerima) memang, karena belum tercapai," jelasnya sambil menambahkan PAD Kota Surabaya ditargetkan Rp 2,2 triliun.
Salah satu pemasok PAD Kota Surabaya adalah dari pajak reklame. "Di reklame kalau (tercapai) 100 persen, baru saya dapat. Tapi nggak terus otomatis diterima, kan kasihan yang lain. Hitung-hitungannya aku juga nggak tahu," jelasnya.<Dtc>
Walikota yang diusung PDI Perjuangan ini menilai, data yang dilansir Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) adalah keliru.
"Dia itu bacanya keliru. Dia menghitungnya dari mana," ujar Tri Rismaharini kepada wartawan di gedung negara Grahadi, Rabu (19/12/2012).
Data yang dirilis Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) dalam jumpa pers 'Catatan Akhir Tahun Anggaran 2012'. Fitra mengumumkan susunan ranking pendapatan kepala daerah seluruh Indonesia.
Walikota Surabaya disebut menempati urutan pertama Kepala Daerah Kotamadya yang pendapatannya pertahun dan perbulan paling tinggi. Penghasilan walikota perbulan mencapai Rp 94.122.808, atau pertahun Rp 2.329.473.690.
"Clear yang saya terima di tangan saya ya Rp 6 juta. Itu yang rutin. Kalau operasional semua sudah ditanggung, seperti pakaian dinas, kesehatan," tuturnya walikota yang berpasangan dengan wakil walikota Bambang DH ini.
Ketika ditanya insentif dari pendapatan asli daerah, Risma mengaku selama menjabat walikota tidak pernah menerimanya. Karena PAD Kota Surabaya tidak pernah tercapai 100 persen.
"Memang insentif walikota itu ada nilainya tapi nggak banyak. Kalau nggak salah dapat 6 kali gaji, kalau hitungannya (PAD) tercapai. Saya belum (menerima) memang, karena belum tercapai," jelasnya sambil menambahkan PAD Kota Surabaya ditargetkan Rp 2,2 triliun.
Salah satu pemasok PAD Kota Surabaya adalah dari pajak reklame. "Di reklame kalau (tercapai) 100 persen, baru saya dapat. Tapi nggak terus otomatis diterima, kan kasihan yang lain. Hitung-hitungannya aku juga nggak tahu," jelasnya.<Dtc>
Posting Komentar